duraking.co.id – Sepeda Hias biasanya menjadi salah satu tradisi yang ikut meramaikan acara nasional seperti HUT Republik Indonesia di bulan Agustus. Tua maupun muda, selalu bersemangat menghias sepeda dengan berbagai macam bentuk, tema juga warna untuk menyemarakkan acara tersebut. Tidak jarang, peserta sepeda hias pun jumlahnya bisa dikatakan tidak sedikit.

Tetapi, apakah kamu tahu, sebenarnya sejak kapan sepeda mulai eksis di Indonesia? Lalu, seperti apa sih keseruan tradisi sepeda hias yang ada di Indonesia ya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Sejarah Masuknya Sepeda Ke Indonesia

Foto : mr-arifinsyah.medium.com

Faktanya sepeda sudah populer di Indonesia sejak masa kolonial Belanda. Bahasa Jawa sepeda yaitu pit bahkan merupakan serapan dari bahasa Belanda, fiet. Ya, sejarah keberadaan sepeda di Tanah Air sudah terekam 130 tahun lalu. Jakarta Tempo Doeloe gubahan Abdul Hakim (1989) menyebut sepeda pertama kali muncul di Batavia pada tahun 1890. Pada waktu itu, Rover menjadi merek sepeda yang paling laku dan jadi kebanggaan pemiliknya. Di toko-toko Pasar Gambir kala itu, Rover dijual seharga 500 gulden atau setara Rp 4.341.025 (kurs 29 Desember 2022).

Sepeda pertama muncul di Batavia pada tahun 1890. Pada waktu itu seperti merek Rover yang harganya 500 Gulden menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi pemiliknya. Namun saat itu, hanya orang Belanda dan saudagar China yang sanggup membeli sepeda di Batavia. Di Pasar Gambir kala itu, seorang Belanda bernama Gruyter yang menjual fiet memiliki tanah lapang yang biasa dipakai bangsawan balap sepeda. Pada tahun 1937, di Batavia tercatat ada sekitar 70.000 sepeda. Dari jumlah itu, rata-rata satu sepeda dipakai untuk delapan penduduk Jakarta waktu itu. Tidak hanya di Jakarta, dokumentasi foto dari Leiden University Libraries menyebut sepeda kayuh sudah masuk ke Kota Pontianak pada 1890 dan hanya dimiliki keluarga kerajaan.

Ini membuktikan, kala itu sepeda yang umumnya diimpor dari luar negeri masih merupakan barang mewah. Ada beberapa merek sepeda yang beredar, seperti buatan Inggris; Humber Cross (1901), Raleigh (1939), Phillips (1956), Hercules (1922). Sedangkan lansiran Belanda misalnya Rover (1890), Batavus (1920), Gazelle (1925), Valuas (1940), Master (1950). Beberapa model sepeda klasik pun masih dikenal dan diburu hingga kini, salah satunya ‘Onthel Veeno’. Pada masa Orde Lama, Presiden Sukarno sempat melarang peredaran sepeda buatan Barat dan pasarnya pun diramaikan merek China, seperti Butterfly dan Phoenix.

Rangka sepeda merk dari Negeri Tirai Bambu ini lebih ringan dan lebih kecil dari sepeda Eropa, sehingga sesuai dengan postur orang Indonesia. Kala itu sepeda itu juga populer disebut sepeda jengki atau sepeda kumbang. Pada tahun 1960-an posisi sepeda sebagai transportasi masyarakat kelas atas di kota besar mulai bergeser dengan popularitas motor dan mobil. Eksistensi pun cenderung meredup karena melesatnya pasar kendaraan bensin.

Tradisi Sepeda Hias di Indonesia

Foto : jakarta.kemenkumham.go.id

Warna warni aneka hiasan dari sepeda hias selalu membuat semarak perayaan HUT Republik Indonesia di setiap tahunnya. Antusias setiap warga di seluruh wilayah Indonesia sangat besar mengikuti tradisi ini. Tradisi ini merupakan wujud dari karya seni dan kemerdekaan untuk berkreasi. Tidak hanya memamerkan keterampilan dan kreatifitas saja, tradisi sepeda hias ini juga diadakan untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dengan cara bersepeda yang menyenangkan, seperti yang biasanya dilakukan saat parade sepeda hias dengan berkeliling kota di jalur-jalur yang sudah ditentukan.

Sambutan hangat akan parade sepeda hias ini tidak hanya datang dari peserta sepeda hias saja, tetapi juga dari penonton atau warga di setiap kota yang mengadakannya. Dengan bentuk dan tema yang bermacam-macam, menjadikan tradisi sepeda hias selalu dinantikan oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Tradisi sepeda hias ini sudah sejak lama dilakukan dan masih bertahan hingga saat ini. Itulah mengapa, antusias masyarakat Indonesia terhadap parade sepeda hias sangat tinggi, karena tradisi ini bisa dikatakan termasuk budaya yang masih dipertahankan untuk memeriahkan acara ulang tahun Republik Indonesia.

Itulah ulasan tentang sejarah masuknya sepeda ke Indonesia hingga tradisi sepeda hias di Indonesia. Apakah bersepeda merupakan olahraga favoritmu? Jika iya, kamu wajib mencoba produk dengan inovasi terbaru ini dari Duraking nih, yaitu Duraking Jersey Sepeda T-Heather Seamless Part 1.

Duraking telah meluncurkan jersey dengan sentuhan inovasi terbaru. Kini dengan cutting baru yang di desain aerodinamis, membuat jersey ini lebih pas di badan sehingga lebih terasa dinamis saat dipakai bersepeda. Jersey ini dibuat dari bahan kain Duraking Super Lightweight yang ringan dan sejuk. Lalu dilengkapi dengan fitur-fitur terbaru seperti Safety Pocket yang memungkinkan menyimpan barang pada saku menjadi lebih aman. Karet Gripper pada bagian bawah jersey membuatnya tidak mudah terangkat saat membungkuk. Reflector yang terdapat pada jersey ini juga membuat kamu semakin aman, terlebih saat berkendara di malam hari.

Tertarik ingin memilikinya dan mencobanya? Segera dapatkan jersey-nya DI SINI sekarang ya.

Seperti Apa Sih, Tradisi Sepeda Hias di Indonesia? Yuk, Cari Tahu Disini!

Foto : gurutanatidung.id

Sepeda Hias biasanya menjadi salah satu tradisi yang ikut meramaikan acara nasional seperti HUT Republik Indonesia di bulan Agustus. Tua maupun muda, selalu bersemangat menghias sepeda dengan berbagai macam bentuk, tema juga warna untuk menyemarakkan acara tersebut. Tidak jarang, peserta sepeda hias pun jumlahnya bisa dikatakan tidak sedikit.

Tetapi, apakah kamu tahu, sebenarnya sejak kapan sepeda mulai eksis di Indonesia? Lalu, seperti apa sih keseruan tradisi sepeda hias yang ada di Indonesia ya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Sejarah Masuknya Sepeda Ke Indonesia

Faktanya sepeda sudah populer di Indonesia sejak masa kolonial Belanda. Bahasa Jawa sepeda yaitu pit bahkan merupakan serapan dari bahasa Belanda, fiet. Ya, sejarah keberadaan sepeda di Tanah Air sudah terekam 130 tahun lalu. Jakarta Tempo Doeloe gubahan Abdul Hakim (1989) menyebut sepeda pertama kali muncul di Batavia pada tahun 1890. Pada waktu itu, Rover menjadi merek sepeda yang paling laku dan jadi kebanggaan pemiliknya. Di toko-toko Pasar Gambir kala itu, Rover dijual seharga 500 gulden atau setara Rp 4.341.025 (kurs 29 Desember 2022).

Sepeda pertama muncul di Batavia pada tahun 1890. Pada waktu itu seperti merek Rover yang harganya 500 Gulden menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi pemiliknya. Namun saat itu, hanya orang Belanda dan saudagar China yang sanggup membeli sepeda di Batavia. Di Pasar Gambir kala itu, seorang Belanda bernama Gruyter yang menjual fiet memiliki tanah lapang yang biasa dipakai bangsawan balap sepeda. Pada tahun 1937, di Batavia tercatat ada sekitar 70.000 sepeda. Dari jumlah itu, rata-rata satu sepeda dipakai untuk delapan penduduk Jakarta waktu itu. Tidak hanya di Jakarta, dokumentasi foto dari Leiden University Libraries menyebut sepeda kayuh sudah masuk ke Kota Pontianak pada 1890 dan hanya dimiliki keluarga kerajaan.

Ini membuktikan, kala itu sepeda yang umumnya diimpor dari luar negeri masih merupakan barang mewah. Ada beberapa merek sepeda yang beredar, seperti buatan Inggris; Humber Cross (1901), Raleigh (1939), Phillips (1956), Hercules (1922). Sedangkan lansiran Belanda misalnya Rover (1890), Batavus (1920), Gazelle (1925), Valuas (1940), Master (1950). Beberapa model sepeda klasik pun masih dikenal dan diburu hingga kini, salah satunya ‘Onthel Veeno’. Pada masa Orde Lama, Presiden Sukarno sempat melarang peredaran sepeda buatan Barat dan pasarnya pun diramaikan merek China, seperti Butterfly dan Phoenix.

Rangka sepeda merk dari Negeri Tirai Bambu ini lebih ringan dan lebih kecil dari sepeda Eropa, sehingga sesuai dengan postur orang Indonesia. Kala itu sepeda itu juga populer disebut sepeda jengki atau sepeda kumbang. Pada tahun 1960-an posisi sepeda sebagai transportasi masyarakat kelas atas di kota besar mulai bergeser dengan popularitas motor dan mobil. Eksistensi pun cenderung meredup karena melesatnya pasar kendaraan bensin.

Tradisi Sepeda Hias di Indonesia

Warna warni aneka hiasan dari sepeda hias selalu membuat semarak perayaan HUT Republik Indonesia di setiap tahunnya. Antusias setiap warga di seluruh wilayah Indonesia sangat besar mengikuti tradisi ini. Tradisi ini merupakan wujud dari karya seni dan kemerdekaan untuk berkreasi. Tidak hanya memamerkan keterampilan dan kreatifitas saja, tradisi sepeda hias ini juga diadakan untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dengan cara bersepeda yang menyenangkan, seperti yang biasanya dilakukan saat parade sepeda hias dengan berkeliling kota di jalur-jalur yang sudah ditentukan.

Sambutan hangat akan parade sepeda hias ini tidak hanya datang dari peserta sepeda hias saja, tetapi juga dari penonton atau warga di setiap kota yang mengadakannya. Dengan bentuk dan tema yang bermacam-macam, menjadikan tradisi sepeda hias selalu dinantikan oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Tradisi sepeda hias ini sudah sejak lama dilakukan dan masih bertahan hingga saat ini. Itulah mengapa, antusias masyarakat Indonesia terhadap parade sepeda hias sangat tinggi, karena tradisi ini bisa dikatakan termasuk budaya yang masih dipertahankan untuk memeriahkan acara ulang tahun Republik Indonesia.

Itulah ulasan tentang sejarah masuknya sepeda ke Indonesia hingga tradisi sepeda hias di Indonesia. Apakah bersepeda merupakan olahraga favoritmu? Jika iya, kamu wajib mencoba produk dengan inovasi terbaru ini dari Duraking nih, yaitu Duraking Jersey Sepeda T-Heather Seamless Part 1.

Duraking telah meluncurkan jersey dengan sentuhan inovasi terbaru. Kini dengan cutting baru yang di desain aerodinamis, membuat jersey ini lebih pas di badan sehingga lebih terasa dinamis saat dipakai bersepeda. Jersey ini dibuat dari bahan kain Duraking Super Lightweight yang ringan dan sejuk. Lalu dilengkapi dengan fitur-fitur terbaru seperti Safety Pocket yang memungkinkan menyimpan barang pada saku menjadi lebih aman. Karet Gripper pada bagian bawah jersey membuatnya tidak mudah terangkat saat membungkuk. Reflector yang terdapat pada jersey ini juga membuat kamu semakin aman, terlebih saat berkendara di malam hari.

Tertarik ingin memilikinya dan mencobanya? Segera dapatkan jersey-nya DI SINI sekarang ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *